Sabtu, 17 September 2016

GWK_GARUDA WISNU KENCANA GO TO LIBERTY









Selamat Hari Raya Kuningan! Masih dalam rangkaian upacara memperingati Kemenangan Dharma melawan Adharma, sebagai pengejawantahan Tuhan Yang Maha Esa sebagai Sang Penguasa Kebajikan, pada blog Ayu Sulastrini for International Architecture kali ini, saya akan membahas mengenai penerusan perencanaan sebuah situs arca berskala internasional yang sempat mangkrak selama 19 tahun akibat krisis moneter, yaitu patung Garuda Wisnu Kencana, dimana Bhatara Visnu sendiri adalah personafikasi sendiri dari Tuhan Yang Maha Esa.
Disamping itu, Patung Garuda Wisnu Kencana ini merupakan simbol dari misi penyelamatan lingkungan dan dunia.
Dan yang tak kalah menariknya, pada penulisan blog ini saya juga ingin mensejajarkan antara Rencana Pembangunan Patung Garuda Wisnu Kencana dengan Rencana Reklamasi Teluk Benoa.

Hmmmmmm……

Hmmmmmm……

Hmmmmmm……

‘orang bali ingin kaya? orang bali ingin selamat? orang bali ingin ikut cicipi ‘ROTI’ reklamasi teluk benoa?’

Tentu saja semua manusia ingin kaya dan selamat, begitu juga Orang Bali, yang ingin ikut mencicipi ‘roti’ tanahnya sendiri. Itu adalah hal yang wajar dan manusiawi.
Tapi bagaimana caranya Orang Bali bisa kaya dan juga ‘selamat’ kalau yang diharapkan Orang Bali adalah sebuah proyek raksasa yang akan dibangun di areal yang disakralkan seperti lautan pulaunya? Bagaimana caranya Orang Bali bisa kaya dan juga ‘selamat’ kalau yang diharapkan Orang Bali adalah sebuah proyek raksasa yang sebelumnya sudah berulang kali mendapatkan peringatan keras dari para Sulinggihnya?
 
Agama Hindu yang dipeluk Orang Bali memiliki 3 Bhatara Utama sebagai personafikasi dari Tuhan Yang Maha Esa, yaitu : Bhatara Brahma bertugas Mencipta, Bhatara Wisnu bertugas sebagai Pemelihara, dan Bhatara Siwa bertugas sebagai Pelebur / Pralaya.
 
Hmmmmmm……

Dan salah satu dari ketiga Bhatara tersebut, yaitu Bhatara Siwa Sang Pelebur, memiliki tempat berendam  kesukaan di muka Bumi ini, yaitu letaknya di Laut Selatan Bali.

 

Salah Satu Tempat Berendam Bhatara Siwa di bumi adalah Laut Selatan Bali




Sebagai 'orang eksakta' saya akan menerjemahkan Bahasa Para Sulinggih kedalam bahasa gambar Ilmu Pengetahuan Modern, sebagai berikut :




Letak Kepulauan Indonesia dilalui dan diapit oleh 4 Patahan/ Lempeng Bumi : Lempeng Eurasia, Lempeng Filipina, Lempeng Pasifik, dan Lempeng India - Australia




Letak Kepulauan Indonesia dilalui dan diapit oleh 4 Patahan/ Lempeng Bumi : Lempeng Eurasia, Lempeng Filipina, Lempeng Pasifik, dan Lempeng India - Australia



Letak Kepulauan Indonesia dilalui dan diapit oleh 4 Patahan/ Lempeng Bumi : Lempeng Eurasia, Lempeng Filipina, Lempeng Pasifik, dan Lempeng India - Australia



Letak Kepulauan Indonesia dilalui dan diapit oleh 4 Patahan/ Lempeng Bumi : Lempeng Eurasia, Lempeng Filipina, Lempeng Pasifik, dan Lempeng India - Australia




Benua dengan lempeng samudera. Pada batas pertemuan lempeng, lempeng samudera menghujam kebawah lempeng benua, hal ini disebabkan karena berat jenis lempeng benua lebih kecil daripada lempeng samudera.



Batas pertemuan Lempeng Samudera dengan Lempeng Benua



Interaksi Patahan / Lempeng Bumi



Interaksi Patahan / Lempeng Bumi



Contoh Kondisi Patahan / Lempeng Bumi saat terjadi Gempa Kerak Bumi Bawah Laut di Sumatra Barat



Proses terbentuknya Gelombang Tsunami setelah terjadinya Gempa Kerak Bumi Bawah Laut



Proses terbentuknya Gelombang Tsunami setelah terjadinya Gempa Kerak Bumi Bawah Laut



Proses terbentuknya Gelombang Tsunami setelah terjadinya Gempa Kerak Bumi Bawah Laut




 Hmmmmmm……
 
Bagaimana?????? ^_^
Apakah Orang Bali SUDAH SIAP MENCOBA menjadikan Bali Island / Pulau Bali yang namanya itu sudah tersohor ke seluruh penjuru dunia , dan DIJAMIN akan menjadi lebih tersohor 100 kali lipat lagi dengan nama barunya Atlantis Island…. Mau????
Atau Orang Bali senang PENASARAN, siapa tahu, siapa tahu? Coba-coba saja mereklamasi Teluk Benoa itu, siapa tahu.............

 

Bali Island become Atlantis Island?

 
“WAHAI  MANUSIA! JANGANLAH ENGKAU MELAKUKAN PERBUATAN YANG NANTI MENJADI PENYESALAN DAN SIA-SIA!”

Hmmmmmm……

Hmmmmmm……

Hmmmmmm……
 
Menulis semua hal itu diatas bagi saya secara pribadi cukup menjadi beban tersendiri, dan tidaklah ‘semudah’ perkiraan orang-orang yang membaca tulisan blog saya kali ini. Alasannya karena latar belakang saya; saya yang dibesarkan oleh Budaya Kristiani yang telah mengakar kuat sehingga bagai setengah dari jiwa saya, dimana Budaya Kristiani yang secara Kultur Sosial adalah didominasi budaya Bangsa Barat yang memiliki peradaban serba cepat, maju, modern, dan futuristik. DAN SAYA SANGAT GILA ITU SEMUA!
Ditambah dengan profesi saya sebagai seorang Arsitek, yang adalah terlahir sebagai seorang perancang dan pembangun peradaban, tentunya sangat bertentangan dengan tulisan saya diatas.
Bagaimana tidak, dijaman saya mengikuti Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri (UMPTN) yang notabene memberikan 3 kolom pilihan Jurusan, saya berkeras hanya mengisi 1 kolom pilihan saja, hanya satu-satunya! ARSITEKTUR! Sebuah pertaruhan masa depan! MenyingkIRkan seluruh cita-cita kuat saya yang lainnya! yaitu menjadi seorang Dokter atau menjadi seorang Psikolog……..
 Kenapa??????
Jawaban saya tanpa tedeng aling-aling :‘SAYA INGIN MENJADI ORANG KAYA RAYA TANPA TERHALANG!’ (saat itu saya belum paham arti menjadi seorang pengusaha)
Apa maksudnya? Memangnya menjadi seorang Dokter atau menjadi seorang Psikolog tidak bisa menjadi orang kaya raya????
Tentu saja banyak Dokter dan Psikolog sukses bisa menjadi orang kaya raya… Tapi itu semua diluar garis rejeki masing-masing orang……Karena yang jelas menjadi seorang Dokter atau menjadi seorang Psikolog tidak memungkinkan menjadi pribadi-pribadi yang TIDAK BERNURANI saat melihat pasien-pasiennya yang kurang mampu membayar!
Tidak begitu dengan seorang Arsitek, bukan? Seorang Arsitek DIPASTIKAN memiliki ‘pasien-pasien’ yang berduit! Itulah arti niat utama dari cita-cita saya : ‘Saya Ingin Menjadi Orang Kaya Raya Tanpa Terhalang!’
(Jalan pikiran jebolan seorang siswi Sekolah Menengah Atas berumur 18 tahun)
 Tak salah rupanya kalimat yang mengatakan :‘Dokter berdoa supaya banyak orang sakit, Arsitek berdoa supaya banyak orang kaya-raya’ ^_^ (bercanda)
Terus,  mengapa saya malahan menulis hal yang bersangkutan dengan PERINGATAN-PERINGATAN SPIRITUAL DALAM PERWUJUDAN PROYEK REKALAMASI TELUK BENOA?!
Katanya saya ingin menjadi orang kaya raya? MUNAFIKKAH SAYA?!
            Tentu jawaban saya selanjutnya adalah setengah jiwa saya yang lainnya adalah Budaya Hindu Bali, yang tidak mungkin terhapus begitu saja darah yang mengalir dalam tubuh saya adalah Darah Bangsawan Ksatria Bali, yang sudah diwariskan oleh Leluhur Agung saya dari belasan keturunan keatas sejak ratusan tahun yang lalu. Sehingga apa yang saya tulis di blog ini adalah sebentuk TANGGUNG JAWAB, PANGGILAN ILMIAH NURANI, dan PERPANJANGAN LIDAH dari Petunjuk-petunjuk suci Sang Maha Pencipta maupun wacana yang disampaikan oleh Para Sulinggih.

Hmmmmmm……

 Bisa dibayangkan bukan, betapa saya harus memiliki kemampuan menjadi PENGENDALI yang mumpuni untuk mampu memegang arah 2 Kutub Budaya Kristiani dan Budaya Hindu Bali yang mengalIR KUAT dalam setiap buah pemikIRan dan setiap langkah kehidupan saya, sehingga saya dapat menghidari pengaruh negatif yang bisa saja bermunculan misalnya timbulnya daya saling tarik menarik yang berlawanan arah atau malah saling berbenturan antara Kutub Kristiani dan Kutub Hindu Bali dalam jiwa saya……
Dimana nantinya saya akan menggunakan 2 Kutub Kuat ini, yang akan saya arahkan menjadi sebuah bentuk VIBRASI HARMONIS antara Kutub Kristiani dan Kutub Hindu Bali, sehingga akan menjadi wujud anugerah6810 Sang Maha Pencipta sehingga menuju suatu wujud KEKUATAN BINTANG JAGAT RAYA yang nantinya mampu membuat saya semakin mampu melahirkan KARYA-KARYA ARSITEKTUR DUNIA yang bermanfaat bagi seluruh masyarakat Internasional…….. AMIN AMIN AMIN

Hmmmmmm……

Hmmmmmm……

Hmmmmmm……

            NAH6810………
Untuk mencapai cita-cita Orang Bali kaya dan selamat, saya secara pribadi lebih mengusulkan kepada seluruh lapisan masyarakat Bali baik dari lapisan rakyat biasanya hingga ke lapisan para pejabatnya untuk KONSENTRASI PENUH kepada pembangunan WUJUD UTUH PATUNG GARUDA WISNU KENCANA yang direncanakan setinggi 126 meter tersebut. Dimana saya menilai; setelah Patung Garuda Wisnu Kencana sukses berdiri sejajar sebagai salah satu situs arca tertinggi di dunia, gagasan terbaik yang saya usulkan selanjutrnya akibat dari efek kesuksesan pembangunan Patung Garuda Wisnu Kencana adalah membuat sebuah KOTA SATELIT hingga seluas-luasnya daerah situs Patung Garuda Wisnu Kencana tersebut yang terletak di kawasan Unggasan-Jimbaran hingga mencapai kawasan Nusa Dua, nantinya saya harapkan dapat kian berkembang lagi menjadi wujud sebuah MEGAPOLITAN.
Sehingga untuk mewujudkan cita-cita Orang Bali kaya dan juga selamat, dapat terpenuhi kedua-duanya, tanpa mencemari titik-titik sakral yang dimiliki pulau kecil ini.



Pembangunan Garuda Wisnu Kencana menjadi salah satu ikon arca tertinggi nomor 3 di dunia



Patung Garuda Wisnu Kencana mengalahkan ketinggian Patung Liberty


Setelah dibangun seutuhnya, Patung Garuda Wisnu Kencana juga akan menjadi Patung Dewa-dewa Hindu tertinggi di dunia.

 

Garuda Wisnu Kencana, Bali (66 m)
 

Shiva Kailash Nath Mahadev, Nepal (44 m)


Murugan Murti, Malaysia (42.7 m)
 

Hanuman Swami Paritala, India (41 m)
 

Shiva Murudeshawara, India (37 m)
 

Shiva Mangal Mahadev, Mauritius (33 m)


Hanuman Murti, India (33 m)


Shiva of the Hari – Ki - Pauri, India (30.5 m)
 

 Ganesha, India (26 m)
 

Memang membuat sebuah kota Megapolitan di daerah kering berkarang cadas seperti di daerah paling selatan pulau Bali ini tidaklah ‘spektakular’ mereklamasi sebuah teluk kosong menjadi gugusan pulau-pulau buatan…. Sehingga keuntungannya mungkin saja memang tidak sehebat seperti membuat reklamasi pulau-pulau, baik dari segi merekrut para investor hingga nantinya mendatangkan wisatawan….Tapi kalau Orang Bali mau kaya dan ‘selamat’? Sepertinya Orang Bali harus lebih bisa meredam sifat ketamakan dan keserakahan….

 

Pantai Kutuh VS Teluk Benoa

 Selanjutnya, menurut saya pembangunan Patung Garuda Wisnu Kencana dapat menjadi perintis jalan yang layak dipertimbangkan sebagai PENGGANTI proyek Reklamasi Teluk Benoa.
Lihatlah rencana pembangunan Patung Garuda Wisnu Kencana dari sudut pandang yang lebih positif dan lebih bijak, misalnya dilihat dari kunjungan rata-rata per-harinya untuk saat ini saja obyek Garuda Wisnu Kencana sudah dikunjungi sekitar 2000 – 3000 orang wisatawan. Hal positif lainnya, yaitu telah tersedia sarana pendukung disekitar obyek Garuda Wisnu Kencana antara lain : 20 Hotel bintang 1, 37 Hotel bintang 2, 48 Hotel bintang 3, 151 Hotel bintang 4, 53 Hotel bintang 5, 160 Villa, 18 Resort, dll. tak terkecuali juga patut dipertimbangkannya jarak antara obyek Garuda Wisnu Kencana dengan bandara internasional Ngurah Rai hanya berjarak 12 km.

 

Pre Wedding at Garuda Wisnu Kencana




Pre Wedding at Garuda Wisnu Kencana
 


Selain itu jangan lupa pula, obyek Garuda Wisnu Kencana juga memiliki obyek-obyek wisata pendukung disekitarnya yang tak kalah sohornya dan juga sudah mendunia yaitu : Pura Uluwatu-nya, Pantai Suluban atau nama lainnya Pantai Blue Point, Pantai Dreamland, Pantai Pandawa, Pantai Karma Khandara yang menggunakan elevator untuk mencapinya, Pantai Tegal wangi, Pantai Balangan, Pantai Padang-Padang yang pernah menjadi salah satu lokasi syuting artis Julia Robert di Film Eat-Pray-Love, serta Pantai Jimbaran yang sangat popular dengan wisata kuliner tepi pantainya yang romantis.

 

Pura Uluwatu
 

Pantai Suluban / Pantai Blue Point, Uluwatu



Pantai Pandawa,. Kutuh

 

Pantai Karma Khandara, Unggasan

 

Pantai Tegal Wangi, Jimbaran

 

Pantai Balangan, Unggasan

 

Pantai Padang-Padang, Pecatu



Pantai Padang – Padang yang ditutup selama proses syuting film Eat Pray Love



Julia Roberts dan Javier Bardem Matirtha (Julia Robert and Javier Bardem drink holy water)


Julia Roberts syuting Film Eat Pray Love di Pantai Padang - Padang



Julia Roberts dan Javier Bardem syuting Film Eat Pray Love di Pantai Padang – Padang


Julia Roberts dan Javier Bardem syuting Film Eat Pray Love

Film Eat Pray Love


Turis berselancar di Pantai Padang-Padang


 

Kuliner Romatis Pantai Jimbaran



















Tidak ada komentar:

Posting Komentar